please leave your 'tapak kaki' so that i know that you read and support me =]

Saturday, February 27, 2016

adat, budaya Melayu = Hindu ?

Assalamu'alaikum wbt.,

ada orang post macam ni dekat group whatsapp, dan kita rasa macam perlu benda ni diperbetulkan. dan yaa, dekat group whatsapp dah direply, cuma rasa ia perlu juga dipost di sini. Moga ia benar-benar bermanfaat.


■from whatsapp group■

"Ajaran Islam vs ajaran Melayu

Bab kematian
===========
1. Mendengar berita kematian
-------------------------------
Melayu: Alfatihah
Islam : Innalillahwainnalilahirojiun 

2. Usung jenazah
----------------------------
Melayu:
Baca al fatihah sambil usung jenazah.
Jenazah akan ditanam di tempat yang keluarga request. Contoh meninggal dunia di sarawak, tapi disebabkan keluarga di selangor maka jenazah akan dibawa pulang ke selangor untuk dikebumikan.

Islam : 
Usung seperti biasa tanpa ada sebarang bacaan dan percepatkan hantar jenazah ke kuburan bukan perlambatkan dengan bacaan tertentu.
Jenazah ditanam di tempat perkuburan yang paling hampir dengan jenazah yang meninggal dunia.

3. Tanam jenazah
-----------------------------
Melayu:
- Jirus air dengan jag yang diikat kain putih
- Tabur bunga
- Tabur batu

Islam : 
Tiada sebarang jirusan air. Jika jirus air atas alasan untuk melembapkan tanah tidak mengapa namun jika air dijirus agar mayat sejuk maka ini kepercayaan yang merosakkan aqidah.

4. Kubur jenazah
---------------------------
Melayu:
- Kubur dihias bagai pengantin
- Kubur ada bangunan
- Kubur ada nama, tarikh hidup dan mati
- Ada pakej upah baca Al Quran 
- Batu nisan 2
- Kubur dijadikan masjid tempat beribadah dan meminta
- Perlu beri wang kepada orang solat jenazah
- Perlu beri wang kepada penggali kubur
- Perlu sediakan wang sekurang kurangnya RM 1000 

Islam :
- Kubur tidak ditinggikan malah diratakan, tiada hiasan.
- Kubur tiada bangunan
- Kubur tiada sebarang kapur, nama, tarikh hidup dan mati
- Tiada upah bacaan Al Quran di kuburan 
- Batu nisan 1
- Tempat beribadah di masjid bukan di kuburan
- Tiada wang pun diperlukan kerana tugas uruskan jenazah fardhu kifayah bagi umat islam.

5. Kenduri Arwah 
----------------------------
Melayu:
Keluarga si mati buat upacara ritual kenduri  bagi arwah dengan bacaan tertentu, doa tertentu, surah yasin sambil dihadiri tekong tahlilan arwah bagi mengisi perut tetamu dengan juadah makanan.
Dilakukan selama 7 hari, 40 hari dan 100 hari atas kepercayaan agar mayat tidak diseksa dan tidak disoal di dalam kubur.
Ritual seperti ini adalah milik agama hindu.

Islam :
Tiada kenduri buat jenazah. Yang ada ialah mendoakan jenazah di mana saja berada.
Allahummaghfirlahu warhamhu waafihi wa'fuanhu ( jenazah lelaki )
Allahummafirlaha warhamha waafihi wa'fuanha ( Jenazah wanita )
Jiran terdekat memberikan makanan kepada keluarga si mati kerana mereka sedang berada di dalam kesusahan dan kesedihan.

6.Talqin 
-------------
Melayu:
Talqin akan dibaca di atas kubur oleh imam yang diupah. Imam akan berikan jawapan bocor kepada si mati untuk jawab soalan kubur. Imam dan makmum duduk di atas kubur sambil imam membaca talqin dengan menyebut nama fulan / fulanah binti ibu.

Islam :
Tidak ada sebarang talqin bocorkan jawapan kepada jenazah. Kerana jenazah sudah membawa amalannya sendiri untuk menjawab soalan di kubur.

Dilarang duduk di atas kuburan."


♧Jawapan, Pendapat saya♧
sedikit pembetulan untuk post diatas. post ni panjang, harap dapat ambil masa dan baca kesemuanya, moga bermanfaat.

●"...Mereka memulai dan menutup dzikirnya dengan al-Qur’an, lalu mendoakan kaum Muslimin yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Mereka mengumpulkan antara tasbih, tahmid, tahlil, takbir, hauqalah (laa haula wa laa quwwata illa billaah) dan selawat kepada Nabi ﷺ . Lalu Ibn Taimiyah menjawab: “Berjamaah dalam berdzikir, mendengarkan al-Qur’an dan berdoa adalah amal soleh, termasuk qurbah dan ibadah yang paling utama dalam setiap waktu. Dalam Shahih al-Bukhari, Nabi ﷺ bersabda, "Sesungguhnya Allah memiliki banyak Malaikat yang selalu bepergian di muka bumi. Apabila mereka bertemu dengan sekumpulan orang yang berdzikir kepada Allah, maka mereka memanggil, "Silahkan sampaikan hajat kalian", lanjutan hadith tersebut terdapat redaksi, “Kami menemukan mereka bertasbih dan bertahmid kepada-Mu”… Adapun memelihara rutinitas aurad (bacaan-bacaan wirid) seperti shalat, membaca al Qur'an, berdzikir atau berdoa, setiap pagi dan petang serta pada sebagian waktu malam dan lain-lain, hal ini merupakan tradisi Rasulullah SAW dan hamba-hamba Allah yang soleh, zaman dulu dan sekarang.”
(Majmu’ Fatawa Ibn Taimiyah, juz 22, hal. 520)

Dalam sebuah diskusi di Denpasar Bali, ada seorang Wahhabi berkata: “Bahwa Tradisi selamatan tujuh hari itu mengadopsi dari orang-orang Hindu. Sudah jelas kita tidak boleh meniru-niru orang Hindu.”

Pernyataan orang Wahabi ini tentu saja tidak wajar. Ada perbedaan antara tradisi Hindu dengan Tahlilan. Dalam tradisi Hindu, selama tujuh hari dari kematian, biasanya diadakan ritual selamatan dengan hidangan makanan yang diberikan kepada para pengunjung, disertai dengan acara sabung ayam, permainan judi, minuman keras dan kemungkaran lainnya.
Sedangkan dalam tahlilan, tradisi kemungkaran seperti itu jelas tidak ada. Dalam tradisi Tahlilan, diisi dengan bacaan al-Qur’an, dzikir bersama kepada Allah SWT serta selamatan (sedekah) yang pahalanya dihadiahkan kepada mayat. Jadi, antara kedua tradisi tersebut jelas berbeda.
Sedangkan berkaitan dengan acara tujuh hari yang juga menjadi tradisi Hindu, dalam Islam sendiri, tradisi selamatan tujuh hari telah ada sejak generasi sahabat Nabi ﷺ .

Al-Imam Sufyan, seorang ulama salaf berkata: “Dari Sufyan, bahwa Imam Thawus berkata, “Sesungguhnya orang yang meninggal akan diuji di dalam kubur selama tujuh hari, oleh karena itu mereka (kaum salaf) menganjurkan bersedekah makanan untuk keluarga yang meninggal selama tujuh hari. tersebut.” (HR al-Imam Ahmad dalam al-Zuhd al-Hafizh Abu Nu’aim, dalam Hilyah al-Auliya’ juz 4, hal 11 dan al-Hafizh Ibn Hajar dalam al-Mathalib al-Aliyah, juz5, hal 330)."

selebihnya boleh baca disini:
http://ahlulbaitrasulullah.blogspot.com/2014/03/sunni-vs-wahabi-tradisi-tahlilan-talqin.html?m=1


●"..disunnahkan menyiram kubur dengan air, terutama air dingin sebagaimana pernah dilakukan Rasulullah saw. terhadap pusara anaknya, Ibrahim. Hanya saja hukumnya menjadi makruh apabila menyiraminya menggunakan air mawar dengan alasan menyia-nyiakan (barang berharga). Meski demikian, menurut Imam Subki tidak mengapa kalau memang penyiraman air mawar itu mengharapkan kehadiran malaikat yang menyukai bau wangi.

Hal ini sebenarnya pernah pula dilakukan oleh Rasulullah saw.
أن النبي ( صلى الله عليه وسلم ) رش على قبر ابراهيم ابنه ووضع عليه حصباء ”
“Sesungguhnya Nabi Muhammad saw. menyiram (air) di atas kubur Ibrahim, anaknya, dan meletakkan kerikil diatasnya.”

Begitu juga dengan meletakkan karangan bunga ataupun bunga telaseh yang biasanya diletakkan di atas pusara ketika menjelang lebaran. Hal ini dilakukan dalam rangka Itba’ (mengikuti) sunnah Rasulullah saw. sebagaimana diterangkan dalam hadith:

حَدثَناَ يَحْيَ : حَدَثَناَ أَبُوْ مُعَاوِيَةَ عَنِ الأعمش عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ طاووس عن ابن عباس رضي الله عنهما عَنِ النَّبِيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ مَرَّ بِقَبْرَيْنِ يُعَذِّباَنِ فَقاَلَ: إِنَّهُمَا لَـيُعَذِّباَنِ وَماَ يُعَذِّباَنِ فِيْ كَبِيْرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ البَوْلِ وَأَمَّا اْلآخَرُ فَكَانَ يَمْشِيْ باِلنَّمِيْمَةِ . ثُمَّ أَخُذِ جَرِيْدَةً رَطْبَةً فَشْقِهَا بِنَصْفَيْنِ، ثُمَّ غُرِزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةٍ، فَقَالُوْا: ياَ رَسُوْلَ اللهِ لِمَ صَنَعْتَ هٰذَا ؟ فقاَلَ: ( لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ عَنْهُمَا مَالَمْ يَيْـبِسَا)
Dari Ibnu Umar, ia berkata; Suatu ketika Nabi melewati sebuah kebun di Makkah dan Madinah lalu Nabi mendengar suara dua orang yang sedang disiksa di dalam kuburnya. Nabi bersabda kepada para sahabat “Kedua orang (yang ada dalam kubur ini) sedang disiksa. Yang satu disiksa karena tidak memakai penutup ketika kencing, sedang yang lainnya lagi karena sering mengadu domba”. Kemudian Rasulullah menyuruh sahabat untuk mengambil pelepah kurma, kemudian membelahnya menjadi dua bagian dan meletakkannya pada masing-masing kuburan tersebut. Para sahabat lalu bertanya, kenapa engkau melakukan hal ini ya Rasul?. Rasulullah menjawab: Semoga Allah meringankan siksa kedua orang tersebut selama dua pelepah kurma ini belum kering. (HR. Bukhari dari kitab Sahih al-Bukhari, hlm. 1361)

sumber: http://talimulquranalasror.blogspot.my/2013/07/hukum-menyiram-air-dan-bunga-di-kuburan.html?m=1


atau apa-apa berkaitan boleh rujuk terus pada Dr.Ustaz Zaharuddin Abdul Rahman (uzar) selaku pakar fiqh di Malaysia yg juga dapat ijazah ilmiah dari Syeikh Dr Yusuf al Qaradhawi (ketua persatuan 'ulama sedunia) atau pada ustaz, 'ulama yang muktabar, yang ahli dalam bidangnya.

kalau kebanyakan budaya dan adat melayu kita kata hindu, sedangkan semua adat dan budaya tersebut telah diubahsuai, dibuang upacara yg bertentangan dgn syara' kemudian dimasukkan perkara Islam yang TIDAK bertentangan dengan syara', maka kita masih katakan ia adalah hindu ?

sedangkan perayaan terbesar ummat Islam yakni Hari Raya 'Aidilfitri dan Hari Raya 'Aidiladha adalah dari mana asalnya ? lupakah kita ia adalah perayaan terbesar kaum arab jahiliah pada ketika itu ? tapi kenapa Rasulullah masih mengekalkan 2 hari tersebut ? dan Baginda serta para sahabat cuma mengubah cara yg bertentangan dgn syara', lalu dimasukkan elemen-elemen Islam kedalamnya..

dan permasalahan khilaf dan perbezaan pendapat telah wujud sejak dari zaman Rasulullah sehingga zaman Imam Mazhab dan sehingga kini..

kebanyakan orang selalu dengar yang ni,
biar mati anak, jangan mati adat.

tapi orang lupa sambungannya,
"ADAT bersendikan SYARA',
syara' bersendikan KITABULLAH"


moga kita jadi Ummat Islam yang sentiasa mengkaji dan menimba ilmu. sekadar pandangan dan perkongsian. moga bermanfaat. wallahu a'lam~

No comments: